KISAH SEBATANG KOREK API YANG MALANG
Sebatang korek api berkesmpatan membakar istana besar dan megah. Hanya karena sedikit percikan rokok yang tak padam.
Seorang tuan yang tak
bertengung jawab untuk benar-benar mematikan puntung rokoknya. Justru sang tuan
meletakan puntung rokok yang tak padam di dekat sebatang korek api kayu yang menyendiri.
Malang nya sebatang korek api itu terbakar akibat percikan bara rokok yang tak
padam. saat batang korek api kayu itu menyalah dan akhirnya membuat kebakaran tercipta.
Semua mata tertuju pada sebatang korek api yang tersisa, semua suara berpusat
dan berteriak “ini gara-gara si batang korek api itu”. Diam mematung,
isak tangis yang tertahan, dan benci yang mendalam di benak sebatang korek api kayu
pegang. Dia ingin mengutarakan bagaimana sebatang korek api kayu yang kecil ini
bisa membakar istana yang megah tanpa pericikan pematik lainnya. Sebatang korek
api yang hampeir layu kini menjadi tersangka sebagai biang masalah. Olokan itu
semakin jelas, semakin tajam, mata-mata itu menatap jijik, benci, dan amarah yang
meluap-luap.
“dasar sebatang korek api yang
biadab”
“korek api pemburu sial”
“korek api kayu yang menjadi obor
masalah”
“korek api yang tak tau diri”
Sisi lain, si korek api kayu yang
malang. Terkapar dengan gosong karena api yang membakarnya. Tanpa seorangpun
yang bertanya “kamu kenapa?”. Dia menyalahkan dirinya. Dia ingin keluar dari
tempat itu. Dia bahkan mengutuk dirinya sendiri sebagai biang masalah. Lalu ada
sosok asap yang selalu datang saat dirinya sudah mulai redah dan punah.
“Wahai korek api, ada apa dengan
gerangan?” tanya asap kepada sebatang korek api yang hampir musnah.
“Kau? kau bertanya denganku?” sahut
korek api yang tidak menyangka bahwa ada orang yang ingin tahu tentangnya.
“Oh yah engkau wahai korek api yang
malang. Tubuhmu sudah penuh amarah dan kebencian hingga gosong dan tak berdaya.
Ada apa dengan mu?” Lanjut sang asap menjawabnya “Tidak mungkin tidak ada
percikan api sebelum kau hidup. Pastinya ada, bukankah begitu?” lanjutnya.
“mengapa kau berfikir seperti itu?
Kenapa kau berbeda asap. Semua orang menganggap aku yang bersalah. Aku yang
membakar istana megah ini” jawab sebatang korek api. Si asap hanya melempar
senyuman kecil di bibirnya dan siap menunngu kalimat selanjutnya dari korek api
itu.
“aku.. aku .. aku..”
“iya kamu? Kamu kenapa?” tanya asap
dengan kerut wajah yang bingung
“aku hanya menyuarakan kepada rokok
bahwa jangan terlalu dekat dengan ku. Itu berbahaya. Tapi rokok hilang kendali
entah apa yang terjadi. Lalu iya teriak dan percikan bara api nya mengenai
tubuhku”
“lalu?” tanya asap.
“selebihnya kau bisa lihat
sekarang. Istana ini penuh dengan api yang panas membara. Selain mengenaiku,
aku bisa menyalurkan api-api itu dengan cepat ke benda-benda di sekitarku. Dan
setelahnya akan hancur. Aku sendiri tidak bermaksud untuk menciptakan kebakaran
ini. Ini terjadi begitu saja dan saat ini semua orang menyalahkan aku (sebatang
korek api)”
“sungguh malang nasib mu korek api.
Lantas apa yang tersisa sekarang”
“Rasa benci dan dendam, aku ingin
menyuarakan bahwa itu bukan aku. Tapi semua mata menatapku seolah aku tidak
punya celah untuk benar.” sahut sebatang korek api yang melihat sekelilingnya
tanpa penyesalan.
Ceritapun
berakhir dengan hancurnya istana megah dan mewar itu menjadi bubuk debu.
Note: cerita ini hanya menyuarakan
emosinal sang penulis yang tak bisa di suarakan. Seperti berita kebenaran yang
ingin di sampaikan sebatang korek api kayu yang malang. Bahwa bukan dia
penyebab semua ini terjadi. Tapi amarah percikan rokok yang mengenai dirinya. Membuat
sebatang korek api kayu ini yang menjadi tersangka dan disalahkan.
tiada yang tau siapa kamu kecuali kamu
sendiri
Mungkin di kisah orang lain nama mu
begitu buruk, tapi tidak ada yang tau tentang dirimu sendiri kecuali kamu,
wahai badan yang masih terus berpura-pura tenang.